Selingkuh di Mata Air Saat Hari Bumi

Catatan Hari Bumi – oleh Junita Sumuan Srikandi Sekolah Sungai

Belum pulih dengan sampah – sampah yang berserakan di tempat tempat lainnya di kota ini, pada 21 April 2022 bertepatan dengan hari Bumi, Personil Srikandi Sungai dari Sekolah Sungai Bitung melakukan upaya pembersihan sampah di Mata Air Kompleks kompleks Gereja GMIM Yerusalem kelurahan Manembo-nembo Tengah, Kecamatan Matuari, Kota Bitung Sulawesi Utara dengan hasil 53 kantong “trash bag” sampah keluar dari mata air ini.


Namun seminggu kemudian saat Tim kembali ke lokasi tersebut, kembali Terjadinya tumpukan sampah tersebut, karena kurang adanya kesadaran para warga.

Mereka dengan lalainya membuat tempat tersebut sebagai tempat pembuangan sampah yang dimana terlihat banyak sekali tumpukan sampah yang menggenang salah satu mata air sungai tersebut.

Banyaknya sampah disitu otomatis bisa merusak lingkungan hidup sekitar Sungai, Padahal waktu lalu sempat dilakukan pembersihan pada tempat tersebut, tetapi dalam kurun waktu yang begitu cepat, tempat tersebut kembali terkumpul sampah-sampah.


Lucky Lampah, Personil Sekolah Sungai angkatan ke 1 mengungkapkan kekecewaannya saat melihat hasil kerjanya pada hari bumi seolah tidak berefek. “Ini terjadi karena Drainase warga semuanya bermuara di mata air ini, sehingga sampah-sampah ini menumpuk disini,” jelas laki-laki pasung ini.

Pihak Organisasi Lampah sendiri bermaksud menemui kepala dinas Lingkungan Hidup untuk melaporkan hal ini agar bisa dikontrol bersama akan kelangsungan mata air Kangkong ini.


Selain, jadi tempat berkumpulnya sampah, mata air tersebut juga dijadikan tempat membuang kotoran manusia atau disebut sebagai toilet liar, yang dimana hal tersebut berpengaruh ke ujung sungai karena ada kebun sayur kangkung yang biasa di konsumsi oleh penduduk.

Coba pikir dengan sayur yang dimakan itu, sementara air ada disitu mengalir dari bibir sungai yang di jadikan toilet. Yang pastinya sangat kurang mengenakkan untuk didengar ya, apa lagi kita sebagai orang Sulawesi Utara atau di kota Bitung sangat gemar sekali makan sayur kangkung.


Nah, bagaimana sih cara penanggulang agar mata air jadi bersih dan aliran sungai juga tidak tercemar dengan Kotoran Manusia?

Yah, pastinya dengan adanya kesadaran penduduk sekitar bahwa mata air itu sudah jarang sekali di temui dan pastinya itu sangat penting karena terdapat air bersih. Itu berpengaruh pada hal-hal yang kita konsumsi seperti sayur kangkung. Tentunya dengan kesadaran tersebut kita bisa menyelamatkan mata air serta bisa membuat sayur yang biasa di konsumsi jadi bersih tentunya.


Dan dengan kesadaran tersebut bisa membuahkan sebuah kebaikan untuk diri sendiri tetapi juga untuk orang lain serta dengan lingkungan jadi bersih. Tentunya dengan jiwa kemanusiaan dan kesukarelawan kita bisa menjadi pahlawan lewat kebaikan menjaga lingkungan sekitar… Ayo SELINGKUH, SELAMATKAN LINGKUNGAN HIDUP!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Hehehe